Kamis, 17 Desember 2015

Kenapa Libur Jatuh Pada Hari Minggu?

Siapa sih yang tidak sabar dengan datangnya hari Minggu? Pasti semua orang menginginkan hari Minggu datang lebih cepat karena di hari tersebut rata-rata orang bisa menikmati liburan, bebas dari pekerjaan.





Namun pernahkah Anda bertanya-tanya kenapa hari libur jatuh pada hari Minggu, kenapa tidak hari Jumat seperti di Arab atau hari lainnya? Mungkin banyak di antara kalian belum mengetahui asal muasal kenapa hari Minggu dinobatkan sebagai hari libur.

Tradisi libur di hari Minggu sebenarnya berasal dari zaman Romawi Kuno. Ketika itu, orang-orang Romawi menetapkan hari Minggu sebagai hari hanya untuk beribadah, bukan untuk bekerja atau aktivitas apapun.

Mereka juga menandai hari Minggu dengan warna merah sebagai tanda hari libur. Seiirng berjalannya waktu, mereka juga menandai hari penting lainnya dengan warna merah.

Kebetulan, ketika itu Romawi Kuno banyak menguasai negara-negara Eropa, seperti Jerman, Prancis, Inggris, Belanda, dan negara lainnya. Mereka kemudian menerapkan hari Minggu sebagai hari libur di negara-negara jajahannya.

Seperti yang kita tahu, Belanda juga pernah menjajah Indonesia selama 350 tahun. Dari situlah, Belanda juga menerapkan hari Minggu sebagai hari libur di Indonesia. Hingga sekarang, Indonesia juga termasuk negara dengan hari libur yang jatuh pada hari Minggu.


*  *  *


Pada masa kekhalifahan, hari Jum’at menjadi hari libur. Begitu juga saat sekarang ini, sejumlah negeri Arab menjadikan hari Jum’at sebagai hari libur nasional. Ini sangat baik secara diniyah, karena kaum muslimin mendapatkan kesempatan meraih pahala melimpah, ampunan, dan waktu mustajab. Setelah itu mereka bisa berjumpa dengan saudara-saudara seimannya di satu tempat dan satu waktu tanpa dikejar-kejar dengan jam kerja formal. Mereka bisa bercengkrama bersama istri dan anak-anaknya. Bahkan berkumpul bersama keluarga besarnya. Maka tepatlah jika sebagian ulama menyebutnya sebagai hari raya perpekan kaum muslimin.

Sesungguhnya hari raya perpekan kaum muslimin adalah hari Jum’at. Hari yang Allah muliakan umat ini dengannya; setelah membiarkan sesat orang Yahudi dan Nasrani dalam menghargainya. Diriwayatkan dari Abu Hurairah dan Hudzaifah Radhiyallahu 'Anhuma, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

أَضَلَّ اللَّهُ عَنْ الْجُمُعَةِ مَنْ كَانَ قَبْلَنَا فَكَانَ لِلْيَهُودِ يَوْمُ السَّبْتِ وَكَانَ لِلنَّصَارَى يَوْمُ الْأَحَدِ فَجَاءَ اللَّهُ بِنَا فَهَدَانَا اللَّهُ لِيَوْمِ الْجُمُعَةِ فَجَعَلَ الْجُمُعَةَ وَالسَّبْتَ وَالْأَحَدَ وَكَذَلِكَ هُمْ تَبَعٌ لَنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ نَحْنُ الْآخِرُونَ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا وَالْأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمَقْضِيُّ لَهُمْ قَبْلَ الْخَلَائِقِ

"Allah telah menyesatkan orang-orang sebelum kita perihal hari Jum'at. Lalu bagi orang-orang Yahudi hari Sabtu dan bagi orang-orang Nashrani hari Ahad. Kemudian Allah mendatangkan kita dan memberi hidayah kita tentang hari Jum'at. Dan menjadikan (secara berurutan); hari Jum'at, Sabtu, dan Ahad. Mereka mengikuti kita pada hari kiamat. Kita adalah umat terakhir dari penduduk dunia, tetapi orang pertama yang diadili sebelum semua makhluk." (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyampaikan, bahwa hari Jumat adalah hari terbaik kaum muslimin. Bahkan menjadi sebaik-baik hari yang disinari matahari.

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ

"Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum'at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk." (HR. Abu Dawud, Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dengan sanad yang shahih)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا

"Hari terbaik yang disinari matahari adalah hari Jum'at. Pada hari itu Nabi Adam diciptakan, dimasukkan surga, dan pada hri itu pula ia dikeluarkan darinya." (HR. Muslim)

Karenanya, wajib bagi setiap muslim memahami kedudukan hari ini dan keistimewaanya. Tujuannya, supaya bisa memanfaatkan hari tersebut untuk memperbanyak ibadah dan ketaatan, memperbanyak shalat atas Nabi, dan memperbanyak doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Di Hari Jum'at Ada Penghapusan Dosa

Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata di Zaad al-Ma’ad, “Dan termasuk dari petunjuknya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah mengagungkan hari ini (Jum’at) memuliakannya dan mengistimewakannya dengan ibadah-ibadah khusus padanya yang tak ada pada selainnya. Pada ulama berbeda pendapat; apakah hari itu yang paling utama ataukah hari ‘Arafah.”

Namun sayang, kaum muslimin di negeri kita sekarang ini, tidak bisa memuliakan dan menghormati hari Jum’at dengan ssempurna karena masih disibukkan dengan kerja-kerja formal. Untuk shalat Jum’at saja -seolah- dengan waktu sisa. Sebagian besar kaum muslimin tidak bisa masuk masjid kecuali setelah benar-benar dekat dimulainya khutbah. Tidak bisa berlama-lama beribadah di masjid karena dikejar-kejar dengan makan siang dan masuk kerja lagi. Wallahu A’lam.

Oleh: Badrul Tamam

Kenapa Minggu Jadi Hari Libur Kita, Bukannya Jum’at?


MuslimDaily.net – Di Indonesia, mayoritas penduduknya menikmati libur pekanan pada hari Ahad alias Minggu. Kantor dan mayoritas sekolah juga meliburkan kegiatannya pada hari Ahad, kecuali beberapa sekolah Islam atau pondok pesantren yang menghentikan aktifitasnya justru pada hari Jum’at dan tetap berkegiatan belajar mengajar pada hari Ahad.

Lalu darimana awal mula libur pekanan pada hari Ahad ini?

Seperti kita ketahui, di negara-negara Timur Tengah (Arab), libur pekanan dijalani pada hari Jum’at. Meski negara-negara Timur Tengah dihuni mayoritas penduduk beragama Islam, namun Islam sebenarnya tidak mengkhususkan hari tertentu sebagai hari libur kerja.

Dalam Islam hari Jum’at adalah hari yang mulia, karena ada perintah-perintah khusus dari Nabi Muhammad SAW kepada umat Islam untuk mengamalkan amalan dan ibadah tertentu seperti membaca surat Al Kahfi, sholat Jum’at berjamaah serta ibadah lainnya.

Lalu bagaimana dengan hari Ahad yang merupakan hari libur di Indonesia dan mayoritas negara di dunia?

Begini sejarahnya, tradisi libur di hari Ahad berasal dari tradisi Romawi Kuno di Italia. Pada saat itu orang Romawi Kuno beribadah di hari Ahad. Oleh kerena itu, orang Romawi libur di hari Ahad. Selain itu, orang Romawi selalu menandai hari libur dan hari penting lainnya dengan warna merah.

Waktu itu orang Romawi menguasai banyak Negara di Eropa. Kekuasaan Romawi sampai Belanda, Inggris, Prancis, Jerman, dan lain- lain. Tradisi libur di hari Ahad kemudian diterapkan di Negara-negara jajahan Romawi. Termasuk Belanda.

Negara Belanda kemudian menjajah Indonesia selama 350 tahun. Orang-orang Belanda di Indonesia menerapkan tradisi libur di hari Ahad.

Sampai sekarang, tradisi libur di hari Ahad masih dipakai di Indonesia. Alasannya, selama 6 hari orang sudah bekerja keras dan perlu libur. Pemerintah Indonesia menetapkan hari Ahad sebagai libur Nasional. Kalender Indonesia juga mewarnai hari libur lainnya dengan warna merah. Tradisi libur di hari Ahad tetap dipakai di banyak negara sampai sekarang. Termasuk juga menandai tanggal- tanggal penting dengan warna merah.

Begitu Toleransinya Umat Islam di Indonesia

Bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim, secara tidak langsung sudah sangat bertoleransi dalam hal keagamaan. Contohnya tentang libur nasional pada hari Ahad. Mengenai ini, mantan wakil presiden RI Jusuf Kalla telah menerangkannya secara gamblang di hadapan 700 Pendeta dalam acara Konferensi Gereja beberapa waktu lalu.

Ketika itu Jusuf Kalla (JK) ditanya peserta konfrensi, “mengapa kantor-kantor mesti ada masjid?”. Dengan tegas JK menjawabnya, “Justru ini dalam rangka menghormati Anda. Jum’at kan tidak libur, Anda libur hari Minggu untuk kebaktian. Anda bisa kebaktian dengan 5 kali shift, (sedangkan) ibadah Jum’at cuma sekali. Kalau Anda tidak suka ada masjid di kantor, apa Anda mau hari liburnya ditukar, Jum’at libur, Minggu kerja. Pahami ini sebagai penghormatan umat Islam terhadap umat Kristen”, …

Ya, umat Islam Indonesia begitu tolerannya .

Sumber : yesmuslim.blogspot.com

Tidak ada komentar: