Siapa yang tak pernah dengar tragedi 9/11 yang terjadi di New York, Amerika Serikat, empat belas tahun silam? Tragedi ini merenggut begitu banyak korban jiwa. Tak hanya itu, tragedi ini memulai prasangka sengit antara masyarakat Amerika Serikat dengan kaum muslim di dunia. Telah banyak film mengulas cerita ini dari berbagai sudut pandang. Akan tetapi, sedikit darinya yang mengambil makna baik dari tragedi ini. Pesan itulah yang akan disampaikan film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika'.
Film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' bercerita mengenai perjalanan Hanum (Acha Septriasa) dan Rangga (Abimana Aryasatya) di New York, Amerika Serikat. Bulan yang terbelah merupakan metafora terpecahnya perdamaian antara masyarakat Amerika Serikat dengan kaum muslim pasca tragedi 9/11.
Hanum, yang merupakan seorang jurnalis, berusaha menuliskan berita yang mampu menjawab pertanyaan dunia “Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?” dengan jawaban “Tidak.” Dengan momen yang bersamaan dengan suaminya, Rangga yang tengah menyelesaikan tugas studi S3-nya di New York, mulailah petualangan Hanum mengungkap berbagai fakta tersembunyi di balik tragedi 9/11.
Film 'Bulan Terbelah di Langit Amerika' saat ini masih proses pengambilan gambar di New York, Amerika Serikat. Sejalan dengan produksi, Maxima Pictures baru saja merilis teaser poster.
Ada empat poster yang dikeluarkan mewakili para tokoh utama dalam film. Selain Hanum (Acha Septriasa) dan Rangga (Abimana Aryasatya), nampak juga karakter Stefan (Nino Fernandez) dan karakter baru yang diperankan Rianti Cartwright.
Masing-masing poster menampilkan kutipan yang sesuai dengan keterlibatan karakter dalam cerita. Misalnya dalam poster karakter Stefan yang menganut atheis, terdapat pertanyaan "Apakah Dunia Akan Lebih Baik Tanpa Islam?"
Rianti Cartwright memerankan tokoh bernama Azima Hussein. Suaminya keturunan Arab dan disangka terlibat kejadian 9/11. Karakternya turut diperkenalkan dalam poster, dengan tulisan "Suamiku Muslim, Apakah Dia Teroris?"
Menurut Eksekutif Produser Maxima Pictures Yoen K, pihaknya tak hanya ingin memperkenalkan karakter utama dalam film. Dia juga berharap calon penonton bisa melihat isu yang diangkat dalam film arahan sutradara Rizal Mantovani itu.
"Seperti juga film 99 Cahaya sebelumnya, mudah-mudahan issue yang dibawa dalam film ini belum pernah ada di film Indonesia sebelumnya," katanya, Selasa (27/10), seperti dilasnir detikcom.
Yoen menegaskan bahwa maksud film ini bukanlah membuat justifikasi bahwa Islam itu bersalah atau tidak atas peristiwa tersebut. Akan tetapi, pesan moral bahwa banyak pula orang Islam yang menjadi korban atas kejadian tersebut.
Film yang dikemas secara apik ini memiliki premis utama yang cukup kontroversial di masyarakat, yaitu pertanyaan besar “Would the world be better without Islam?” Yoen K menjelaskan “Keunggulan film ini adalah kemampuannya untuk menyalurkan pesan-pesan Islam tanpa perlu mendakwa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar